Aspek Pengukuran Kegiatan Inventarisasi

Inventarisasi hutan adalah proses yang sistematis untuk mengumpulkan data tentang keadaan, komposisi, struktur, dan fungsi hutan. Manfaat dari inventarisasi hutan sangatlah beragam dan mencakup berbagai aspek, termasuk pengelolaan sumber daya alam, konservasi lingkungan, penelitian ilmiah, dan perencanaan penggunaan lahan.

Dalam kaitannya dengan kegiatan inventarisasi hutan, parameter digunakan untuk mengetahui dimensi pohon/tegakan berupa umur pohon, diameter pohon, tinggi pohon, luas bidang dasar, volume pohon, bentuk batang, dan riap. Berikut merupakan penjelasan lebih detailnya.

Diameter

Pengukuran diameter pohon merupakan pengukuran panjang garis antara dua titik pada garis lingkaran batang pohon yang melalui titik pusat lingkaran batang pohon tersebut.

Diameter yang diukur adalah diameter setinggi dada (dbh, diameter at breast height) atau pada ketinggian 130 cm dari atas permukaan tanah. Alat yang digunakan untuk pengukuran diameter pohon adalah Phi Band, Caliper, Biltmore Stick, Bitterlich Stick, Spiegel Relascope Bitterlich, dan Criterion Dendrometer.

Tinggi

Dalam kegiatan pengelolaan hutan, pengukuran tinggi pohon diperlukan untuk menentukan volume dan penentuan kualitas dari tempat tumbuh (melalui hubungan antara umur dan peninggi). Tinggi pohon dan panjang pohon memiliki makna yang berbeda.

Tinggi pohon adalah jarak terpendek antara suatu titik pada puncak pohon dengan titik proyeksinya pada bidang datar. Sedangkan panjang pohon adalah jarak yang menghubungkan dua titik yang diukur baik menurut garis lurus atau tidak. 

Secara umum pengukuran tinggi pohon dilakukan terhadap:

  • Tinggi pohon total, yaitu tinggi yang diukur dari titik pucuk tajuk dengan titik proyeksinya pada permukaan tanah
  • Tinggi bebas cabang (lepas cabang atau sampai batas tajuk), yaitu tinggi yang diukur titik bebas cabang atau batas tajuk dengan titik proyeksinya pada permukaan tanah.
  • Tinggi pada diameter tertentu, yaitu tergantung pada tujuan dan kegunaan pengukuran tinggi tersebut.

Rumusan pengukuran tinggi berdasarkan pada rumusan ilmu ukur sudut, yaitu rumus tangen. Alat yang sering digunakan untuk mengukur tinggi pohon adalah Christen meter, Suunto Clino Meter, Abney Level, Blume Leis, Haga Hypsometer, Trupulse, Spiegel Relascope Bitterlich, dan Criterion Dendrometer.

Luas Bidang Dasar (LBDS)

Luas bidang dasar merupakan luas penampang lintang batang pohon dengan asumsi bahwa penampang lintang batang pohon tersebut berbentuk lingkaran. LBDS dapat dihitung menggunakan rumus 1/4Ï€d^2.

Volume

Volume sering digunakan untuk menggambarkan sebuah potensi tegakan. Dikenal dua tipe volume, yaitu volume log kayu dan volume tegakan berdiri. Pada volume tegakan berdiri, dibedakan lagi menjadi beberapa jenis volume, yaitu:

  • Volume total, yaitu volume yang dihitung dari dasar hingga puncak pohon (total keseluruhan).
  • Volume kayu tebal, yaitu volume yang dihitung berdasarkan tinggi tebal kayu (umumnya D 7-10cm untuk jenis konifer). Volume ini merupakan volume kayu pertukangan untuk jenis daun jarum.
  • Volume bebas cabang, volume yang dihitung atas dasar tinggi bebas cabang.

Perhitungan volume pohon berdiri umumnya menggunakan tabel volume pohon, sedangkan perhitungan volume log dapat menggunakan rumus brereton, huber, smallian, newton, bruce, dan centroid.

Pengukuran pohon memiliki beberapa fungsi penting dalam bidang kehutanan:

1. Penelitian dan Pemantauan Populasi Pohon:

Pengukuran pohon membantu para peneliti untuk memahami struktur populasi pohon, termasuk distribusi ukuran, kerapatan, dan komposisi spesies. Informasi ini penting untuk memahami dinamika populasi pohon, tingkat regenerasi alami, dan dampak dari berbagai faktor lingkungan atau tindakan pengelolaan.

2. Evaluasi Kesehatan Hutan:

Dengan mengukur diameter dan tinggi pohon secara berkala, para ahli kehutanan dapat memantau kesehatan hutan dan mendeteksi tanda-tanda penyakit, kerusakan, atau stres pada pohon-pohon tertentu. Data pengukuran ini membantu dalam menentukan kebijakan atau tindakan pengelolaan yang diperlukan untuk mempertahankan kesehatan hutan.

3. Penilaian Stok Kayu:

Pengukuran pohon juga digunakan untuk mengevaluasi potensi stok kayu yang tersedia di suatu area hutan. Dengan mengumpulkan data tentang diameter dan tinggi pohon, serta estimasi volume kayu yang terkandung dalam pohon-pohon tersebut, pengelola hutan dapat membuat perkiraan tentang potensi hasil kayu yang dapat diperoleh dari area tersebut.

4. Perencanaan Kegiatan Kehutanan:

Informasi yang diperoleh dari pengukuran pohon digunakan dalam merencanakan kegiatan pengelolaan hutan seperti pemilihan pohon yang akan ditebang, penentuan kuota penebangan, atau penentuan lokasi penanaman kembali. Data pengukuran membantu pengambil keputusan dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya hutan secara berkelanjutan.

 5. Pemantauan Efek Praktek Pengelolaan:

Dengan melakukan pengukuran sebelum dan setelah penerapan praktik pengelolaan seperti penanaman kembali, penjarangan, atau perlindungan hutan, para ahli kehutanan dapat mengevaluasi efektivitas dari tindakan tersebut. Data pengukuran membantu dalam menilai dampak jangka panjang dari praktik pengelolaan terhadap struktur dan kesehatan hutan.

 

Yhnataliaar

Hallo, Saya Yohana Natalia selaku author blog ini. Semoga blog ini menjadi wadah bagi pembaca untuk mencari informasi. Hope you enjoy it.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama